Senin, 27 Maret 2017

Membedah Novel "Sang Pencuri Warna" Yersita

Penulis : Yersita
Penerbit : DIVA Press
Kota terbit : Yogyakarta
Tebal : 268 halaman
Ukuran : 14 x 20 cm
Cetakan I : November, 2016


Sinopsis : 
Nara yang memiliki masalah dengan papanya,
mengajukan mutasi agar ada alasan untuk jauh dari rumah. Di sekolah baru, dia menemukan banyak hal, termasuk masalah pelik. Kepala sekolah aneh, guru yang korupsi, guru honor yang malas, siswa yang terpajsa berhenti sekolah. Namun, yang lebih gawat adalah perhatiannya kini telah tercuri oleh sosok bernama Musa. 

Warna hari-harinya ditentukan oleh kebradaan Musa. Hanya saja, laki-laki itu terlalu saleh. Nara merasa Musa berada di luar jangkuan.

Di lain pihak....
Musa tidak ingin terlalu berlebihan menanggapi Nara. Perhatian Nara dan kepedulian selama ini, menurutnya hanya karena rasa kasihan.


Unsur Teks
Jawaban Lengkap
Bukti Halaman
Tema
Perjalanan cinta yang dilandasi karena kecintaan pada Allah Swt.

Tokoh  & Perwatakan
  1.  Narayana adalah seorang guru di SMP Negeri 2S, di SMP itu ia merupakan seorang guru mutasi. Ia wanita berhijhab ia berasal dari keluarga yang berada. Selain itu Nara memiliki watak yang emosional, sedikit keras kepala, baik hati, dan juga memiliki prinsip yang kuat.
  2.  Musa adalah seorang guru honor yang mengajar di sekolah yang sama dengan Nara. Dia mengajar pada mata pelajaran IPS. Musa adalah seorang laki-laki yang sangat soleh, bahkan ketika beradu pandang dengan lawan jenisnya, ia akan menundukan pandangannya. Ia juga sangat tampan, memiliki tinggi dan perawakan yang athletis, ia berasal dari keluarga yang sederhana. Ia memiliki watak yang baik hati, sopan santun, penyabar dan perhatian.
  3.  Papa adalah Ayah dari Nara. Ia memiliki watak yang bijaksana dan k eras kepala, namun sangat baik hati dan penyayang.
  4.   Emak adalah Ibu dari Musa. Ia berwatak cerewet namun sangat penyayang dan perhatian.
  5.  Lasti dan Mira adalah adik perempuan Nara. Mereka memiliki watak yang sangat berbeda. Lasti memiliki watak ceria, energik, da nagak genit. Sementara Mira, ia sangat pemalu dan tidak pandai  bergaul.
  6.   Reno adalah laki-laki yang akan dijodohkan dengan Nara. Ia laki-laki pesolek atau banyak menyukai gadis-gadis, ia juga tampan dan kaya.
  7.  Yayuk adalah perempuan yang sangat menyukai Musa, ia juga tinggal satu kampong dengan Musa
  8.  Bapak Suratman adalah kepala sekolah di SMP Negeri 2S. Ia memiliki watak yang tidak jujur sebagai seorang pemimpin.
  9. Bapak Joni adalah wakil kesiswaan di SMP Negeri 2S. Wataknya tidak beda jauh dengan Bapak Suratman bisa dibilang ia adalah tangan kanannya Bapak Suratman. Meskipun ia adalah wakil kesiswaan ia tidak pernah menjalankan tugasnya.



Alur
Maju :
Aku memandangi sekolah tempatku ditugaskan. Di pintu gerbang ada tulisan: SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 S.
Secara keseluruhan, bangunan sekolah tersebut lumayan bagus. Ada beberapa bangunan yang terlihat tua. Cat yang hampir using membuat bangunan sekolah tersebut terlihat suram.

Mundur :
Malam, ini Musa merindukan ayahnya. Sosok karismatik yang selalu memberikan wejangan padanya. Ia kirimkan doa untuk almarhum ayah tercinta kebersamaan yang singkat bersama sang ayah menjadi memori yang tak pernah lekang oleh waktu.
Musa ingat bagaimana Ayah begitu marah saat ia mengambil mainan temannya. Tangannya yang kecil dihantam penggaris panjang bertubi-tubi. Musa menjerit kesakitan. Emak memohon ampun, tapi Ayah bergeming. Baginya mengambil miliki orang lain sama halnya dengan mencuri. Hukuman terberat bagi pencuri adalah potong tangan.



7










21
Sudut Pandang
-         Orang pertama
Aku memandangi sekolah tempatku ditrugaskan. Di pintu gerbang ada tulisan….

-          Orang ketiga
Musa dan ibunya tinggal di sebuah rumah tua bekas peninggalan zaman Belanda. Meskipun tua, bangunan …

7




15



Diksi & Gaya bahasa
Diksi :
-          Kata konkret
Bulan dan bintang terselubung oleh gelapnya malam, membuat malam semakin pekat
-          Kata serapan Bahasa asing
1.      Tapi perubahan ini membuatku shock berat.
2.      Kasurnya pun hanya kasur biasa, bukan spring bed tebal seperti dikamarku.
3.      Please, Pa! Ini bukan zaman Siti Nurbaya. Tidak zaman lagi seorang anak dijodoh-jodohkan.”
-          Makna konotasi
Seolah Musa medan magnet, dan siswa-siswa itu adalah magnet yang ingin terus menempel.

Gaya Bahasa:
-          Majas personifikasi
1.      Di zaman sekarang uang yang menjadi panglima
2.      Tapi ocehan Emak seperti desauan angin yang berhembus begitu saja.
-          Majas hiperbola
1.      Hati Musa tertohok , seperti ada godam besar yang langsung menghantam ulu hatinya.
2.      Pesona Musa seperti meluluh lantakkan akal sehatnya.
-          Majas Alegori
Melihat kedua adikku menangis, bulir air mata itu tak tahan kubendung, aku pun mulai terisak.
-          Majas simbolik
Laki-laki yang pintar dan cerdik tapi culas, persis seperti kancil.
-          Majas retorik
Apakah mungkin hatinya seluas samudra ?



































20





28


29


31




11




 17


18



17



60




34



 48


63





-          Majas sinisme
Bicara laki-laki itu sangat tidak sopan. Terlihat tidak berpendidikan

69
Amanat
Cintailah seseorang karena kecintaannya pada Allah Swt.


No.                            
Struktur Teks
Kutipan kalimat dalam teks
Bukti halaman
1.
Abstrak
     Aku memandangi sekolah tempatku ditugaskan. Di pintu gerbang ada tulisan: SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 S.
     Secara keseluruhan bangunan sekolah tersebut lumayan bagus. Ada beberapa bangunan yang terlihat tua. Cat yang hampir usang membuat bangunan sekolah tersebut terlihat suram.
     Ada delapan ruang kelas, satu perpustakaan, satu ruang guru, dan satu ruang kepala sekolah. Ruang tata usaha bergabung dengan guru . Hanya dipisahkan dengan sekat terbuat dari kaca transparan, yang dari dalam kita bisa melihat orang di luar , dan sebaliknya.
     Kuperhatikan sekeliling setelah tadi sempat berkenalan dengan kepala sekolah yang namanya sangatb mudah diingat , Suratman. Kalau ingat surat, maka ingatlah dengan nama kepala sekolah ini. Mungkin, saat memberikan nama kepada anaknya, orang tua Bapak Suratman berharap anaknya hobi surat menyurat. Ah, aku mulai ngalor ngidul tidak keruan.
     Tapi kepala sekolah itu benar-benar unik. Tutur katanya bagitu halus, dari ucapannya terlihat dia sangat pintar. Namun ada hal aneh yang tidak kumengerti yang terpancar dari wajahnya. Mungkin setelah lama mengajar dsimi, dengan sendirinya aku akan tahu.
     Tidak terlalu banyak guru yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil di sini. Di salah satu pojok ruangan , ada sebuah papan besar bertuliskan nama-nama guru dan identitas mereka. Dihitung-hitung, jumlah guru sebagai PNS sekitar sepuluh orang.
     Beberapa tahun belakangan ini, pemerintah daerah tidak membuka formasi guru. Mungkin lebih dari sepuluh tahun kedepan tidak ada perekrutan. Hanya ada pengangkatan guru honor menjadi pegawai.
(Bel istirahat berbunyi).
     Dari kejauhan, tampak seorang guru diekrumuni beberapa siswa. Mereka bersenda gurau. Dua siswa memegang tangan sang guru, dan senyum mengembang di wajah guru tampan itu.
     Guru- guru lainnya masuk ke ruangan. Mereka menatapku dengan penuh selidik, lalu duduk di kursi masing-masing. Guru yang masuk ke kantor paling akhir adalah laki-laki tampan tadi.
     Di belakangnya, berjalan dengan santai Bapak Suratman. Aku duduk di kursi dengan meja panjang , persis menghadap meja para guru. “Bapak-bapak dan ibu guru, kita kedatangan guru baru. Pindahan dari SMP kota. Namanya Ibu Narayana, dan dia mengampu pelajaran matematika,” ujar kepala sekolah di hadapan belasan guru dengan kesibukkan masing-masing. Ada yang sedang makan, ada juga yang sedang mengoreksi tugas siswa. Kuhampiri mereka satu per satu. Dan tahulah aku jika guru yang tampan itu bernama Musa. Nama yang singkat, tapi membuat detik itu juga seluruh perhatianku tertuju padanya.

7-9
2.
Orientasi
     Musa sedang asyik mengoreksi. Ia menoleh. Secepat mungkin aku berpaling, takut jika laki-laki itu tahu aku terus memperhatikannya. “Ibu Nara sudah lama mengajar ?”
      Suara itu datang persis dari sebelah kiriku, dari tempat duduk Musa. Telingaku masih normal dan tidak mungkin salah dengar. “Eh maaf tadi Bapak menanyakan apa ?”.Tanpa menatapku, dengan wajah yang tertunduk, Musa mengulang pertanyaannya.
“Ohhh, sudah tiga tahun.”
“Lumayan juga, ya.”
     “Bapak Musa sendiri sudah lama ?” Dari jarak dekat laki-laki itu terlihat lebih tampan. Tubuhnya tinggi dan atletis. Wajahnya selalu menyunggingkan senyum. Wajahnya pun seakan memancarkan senyum. Entah sinar apa. Namun terlihat begitu karismatik dan berwibawa.
     “Baru dua tahun” ucap Musa lirih. Ia lalu menunduk lagi. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh laki-laki itu, yang membuat semakin penasaran.
     Hari itu menjadi awal aku mengenal Musa dan guru-guru lainnya. Sejak saat itu, perhatianku selalu tertuju pada Musa. Laki-laki itu berbeda. Dia begitu total menyerahkan jiwa untuk peserta didiknya.

3.
Komplikasi
     Musa duduk menatap foto emaknya. Ia membuka ponselnya yang berbunyi, berharap Nara yang mengirimkan SMS. Tapi Musa harus menahan kekecewaan karean pesan itu dari Lasti, adik Nara. Lasti meminta Musa untuk datatang kerumah mereka suatu saat nanti.
     Ditatapnya foto Emak tanpa kedip. Ia menyesali mengapa tidak melamar perempuan itu di saat Emak masih hidup. Tapi siapalah dirinya, hanya seorang guru honoryang penghasilannya jauh daripada Nara. Sedangkan perempuan itu tidak hanya berstatus sebagai PNS, tapi juga dari keluarga kaya. Musa bisa menebakdari mobil yang dikendarai Nara dan adik-adiknya. Tidak mungkin keluarga yang biasa saja memiliki koleksi mobil yang banyak.
Ah, Emak andai Emak masih ada, mungkin Musa tidak sesedih ini, batin Musa.
     Apalagi semakin lama, Musa merasa semakin tergila-gila pad Nara. Ia takut jika rasa cinta ini melebihi cintanya pada Alla Swt. Musa pun tidak ingin terlalu berlebihan mencintai Nara. Ia tidak yakin apakah Nara juga menyukainya. Perhatian Nara dan kepeduliannya selama ini, mungkin saja Karena rasa kasihan. Jangan-jangan perempuan itu sudah punya calon suami, atau jangan-jangan Nara sudah dijodohkan oleh orang tuanya, seperti Yayuk. Ah, jika ingat kejadian dengan Yayuk, Musa semakin merasa minder. Mana ada orang tua yang mau menikahkan anaknya dengan laki-laki yang tidak jelas masa depannya. Tentulah mereka akan mencarikan calon pendamping yang mapan dalam segala hal. Jika Musa ingat dengan kenyataan seperti itu, ia semakin sedih.
     Ia kembali bermunajat pada Allah Swt. Hanya dengan mengingat Allah-lah hatinya menjadi tenang. Musa memohon dalam doanya. Jika memang cinta ini melebihi cintanya pada Sang Pemilik Kehidupan, Musa rela jika Allah Swt. Mengambil darinya. Musa takut jika ini melebihi cintanya pada Allah Swt. Namun, jika Allah mengizinkan, ia ingin Nara yang lembut dan terkadang keras pada prinsip serta jalan hidupnya menjadi pendamping hidupnya kelak.
     Musa melanjutkan membaca doa Rabithah yang terdapat dalam al-Ma’tsurat.
     Musa membaca doa Rabithah sambal membayangkan wajah Nara. Musa berharap semoga Allah mempermudah jalnnya yang mencintai Nara Karena Allah Swt. Meskipun ia tahu doa Rabithah bukan untuk mencari jodoh. Ia hanya berharap hatinya dan Nara saling terikat dalam cinta kepada-Nya.

173-175
4.
Evaluasi
     Musa pun melancarkan usahanya mendekati Nara. Berkali-kali Musa SMS, mengirimkan sinyal pada Nara. Tapi perempuan itu hanya membalas dengan ucapan terima kasih. Tidak taukah Nara jika dia mengirimkan SMS itu saat dia memikirkan perempuan itu. Membayangkan perempuan itu dengan aksi lucunya bersama siswa. Perempuan yang telah menyelamatkan karir hidupnya, passion hidupnya. Musa tidak bisa membayangkan jika dirinya tidak lagi menjadi guru. Entah apa yang akan dilakukannya. Tapi keberanian dan rasa optimis Nara membuat ia bangkit kembali dari keterpurukan panjang. Terpuruk Karena kematian Emak dan terancam diberhentikan.
     Di sekolah Nara bersikap biasa-biasa saja padanya. Bahkan usaha Musa menghindari dari Nara malah membuat hatinya sendiri yang terasa sakit. Tak sanggup menahan rasa sakit dan rindu, Musa mengajak siswa datang ke kontrakan Nara. Tapi Musa harus berbesar hati, ia malah disambut oleh adik-adik Nara yang lucu.
     Siang itu saat istirahat, Musa melihat Nara sedang bersenda gurau dengan Ibu Tuti. Musa yang ingin menghindari dari Nara malah disuruh Ibu Tuti mendekat, “Sini Musa. Ada empek-empek, nih. Semalam Ibu buatin. Ayo dicoba ?”
     Musa tak enak menolak tawaran perempuan itu. Dihampirinya meja Ibu Tuti. Diliriknya Nara yang langsung duduk mematung.
     “Waduh, kenapa Nara tiba-tiba diam, nih,” ledek Bu Tuti.
     Wajah Nara bersemu merah, apalagi setelah Ibu Tuti mengatakan jika mereka berdua pasangan yang serasi.
     “Ibu perhatikan kalian berdua ini sangat cocok. Sama-sama sendiri. Sama-sama cerdas dan mandiri. Kenapa tidak jadian saja ? Ayo dong Musa, Nara ini bakal jadi istri yang hebat buat kamu.”
     Cepat-cepat Musa menghabiskan empek-empek di mulutnya. Dia langsung pamit tanpa menjawab pertanyaan dari Ibu Tuti.
      Musa tidak sadar jika reaksinya membuat Nara begitu kecewa.
175-177
5.
Resolusi
     Ibu Tuti datang ke rumah Musa bersama suaminya. Perempuan itu baru selesai dari pelatihan. Malamnya ia sempatkan pergi ke rumah Musa. Teringat janjinya pada Nara membuat ia tidak bisa tenang.
     Musa sedang mengaji di dalm rumah. Rumah itu begitu sepi. Pohon-pohon yang rimbun di kiri kanan rumah membuat malam terasa semakin pekat. Hanya suara jangkrik yang sering terdengar. Tidak ada suara televisi seperti di rumah-rumah kebanyakan orang, Musa jarang menyalakan televisi di rumahnya.
     Setelah mempersilakan Ibu Tuti masuk, Musa membawakan sepiring kue kering dan teh yang dibuatnya sendiri.
     “Tidak usah repot-repot, Sa. Ibu kesini hanya sebentar.”
     “Nggak apa-apa, Bu. Apa yang bisa saya bantu ?”
     “Ibu hanya ingin menyampaikan amanah seseorang untuk kamu, Sa. Ibu berharap kamu pun meresponnya dengan baik.”
     “Amanah dari siapa, Bu ?” tanya Musa penasaran.
     “Dari Nara.”
     Jantung Musa tiba-tiba berdetak kencang. Entah apa yang akan disampaikan Ibu Tuti padanya. Musa yakin jika hal ini sangat penting. Kalau tidak, mengapa perempuan itu harus menyampaikan pesannya melalui perantara ? Suami Ibu Tuti mengambil teh dan sepotong kue. Lalu makan dengan lahap.
     “Ah, Bapak ini malu-maluin saja,” ujar Bu Tuti setelah melihat suaminya memakan kue kering di meja tanpa henti.
     “Nggak apa-apa, Bu. Habiskan saja kuenya, Pak.” Musa mengatakannya dengan suara yang lembut.
     “Begini, Sa. Maukah kamu menikah dengan Nara ?”
     “Apa Bu ? Apa saya tidak salah dengar ?”
     “Tidak…., tidak…. Kamu tidak salah dengar. Ibu tanya padamu, maukah kamu menikah dengan Ibu Narayana ?”
     “Ini tidak mungkin, Bu.”
     “Kenapa tidak mungkin, Musa. Nara yang menyampaikan keinginannya untuk menikah denganmu. Kenapa malah bilang tidak mungkin ?”
     “Tapi, Bu. Apakah Ibu Nara tidak salah dengan pilihannya ? Bukankah saya hanya guru honor dengan penghasilan yang sangat kecil, jauh dibandingkan dirinya. Bagaimana dengan orang tuanya ?”
     “Ibu hanya membuka jalan untuk kalian berdua. Ibu yakin jika kalian sama-sama salin jatuh cinta, tapi tidak berani menunjukan antara satu dengan yang lainnya. Nara bilang, dia tidak pernah mempermasalahkan statusmu dan hal-hal yang berbau materi. Mengenai orang tuanya, tugas kamu untuk meyakinkan mereka. Ibu yakin, jika orang tua Nara pun tidak mempermasalahkan materi seperti Nara.”
     Musa terdiam. Mencerna setiap kata-kata yang disampaikan Ibu Tuti padanya. Hatinya merasa begitu senang. Ia tidak menyangka jika doanya selama ini diijabah oleh Allah Swt. Tinggal selangkah lagi usahanya untuk menikahi Nara. Sekarang semua tergantung padanya. Allah Swt. sudah membukakan jalan untuknya. Musa memantapkan hatinya untuk berusaha semaksimal mungkin meyakinkan orang tua Nara akan niat baiknya.
     “Bagaimana, Sa ? Apakah kamu mau menikah dengan Nara ?”
     Musa tersenyum. Melihat senyuman Musa, mengertilah Ibu Tuti dengan isyarat laki-laki itu. “Ah, dari dulu Ibu memang sudah yakin jika kamu pun menyukai Nara. Sangat mencintainya. Tapi kamu kurang percaya diri akan semua hal yang melekat pada dirimu, Sa. Padahal Nara bisa melihat potensi kamu. Hal yang belum tentu diketahui perempuan-perempuan yang hanya melihat laki-laki dari materinya saja.”
     “Misi Ibu sudah selesai. Sekarang tergantung padamu, Sa. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini. Jarang ada permpuan seperti Nara. Jadi, jangan tunggu lama-lama lagi, segera lamar Nara.”
     “Insha Allah, Bu. Terima kasih sudah membantu kami. Semoga kelak Allah Swt. membalas dengan segala kebaikan.”
     “Amiiin. Ibu mohon pamit ya, sa. Kalau butuh bantuan apapun hubungi saja Ibu, Insha Allah Ibu siap membantu.”
     Sepasang suami istri tersebut pergi meninggalkan Musa dalam kesendirian. Musa mengambil ponselnya, menanyakan keseriusan Nara yang ingin menikah dengannya. Tapi pesan itu tidak pernah Musa kirimkan. Ia terlalu penakut menanyakan pada Nara. Musa hanya berani mengadu pada Allah Swt. Ia terus meminta agar dikuatkan.
****
     Sampai suatu hari Papa mengejutkanku. Tanpa berkompromi denganku, Musa datang bersama pamannya. Menetukan hari, tanggal, dan bulan yang tepat diadakan akad nikah. Dalam perbincangan itu sayup-sayup kudengar jika Musa hanya menyatakan kesanggupannya memberikan seperngakat alat shalat sebagai mahar untukku. Dan Musa pun bilang jika tidak mampu mengadakan pesta besar-besaran. Dia hanya bisa menyiapkan syukuran ala kadarnya. Awal mulanya, kudengar Papa hanya diam. Tapi kemudian dengan lantang mengatakan tidak menjadi masalah baginya. Asalakn Musa bisa menjadi imam yang baik bagi anaknya kelak.

185-188









































































































































 195-196






6.
Koda
     Saat ini, aku merasa menjadi perempuan yang paling berbahagia di dunia. Apalagi jika membayangkan aku dan Musa menjadi sepasang suami istri. Ajaran islam tentang hubungan dengan lawan jenis memang sungguh indah. Taka da pacarana dalam agama islam. Dengan menikah, kedua jiwa akan merasa tenang.
     Bruntunglah, di usia ke-27 tahun, aku menemukan Musa. Laki-laki saleh yang diidambakan perempuan untuk menjadi imamnya. Lamaran Musa membuat ku semakin intens berhubungan dengan Allah Swt. Aku merasa bahagia. Nikmat yang Allah Swt. berikan padaku tak terhingga besarnya. Pernahkah membayangkan bahwa Allah Swt. sudah memberikan semua yang telah kita minta dan butuhkan ? Dan saat ini Allah Swt. sudah melakukannya untukku.
196-197



2 komentar:

  1. link 12bet - Viecasino
    Join the official Link dafabet 12bet Casino in Viecasino. New players get a 12bet 100% up to €1000 Welcome Bonus! Register and play now! 12bet

    BalasHapus
  2. Casinos Near You in Jordan 6-reels & 12-reels | Air Jordan
    Find your next hotel what is the best air jordan 18 retro stay 벳 365 코리아 near you in Jordan 6-reels & air jordan 18 retro yellow suede online 12-reels. All-around where can i find air jordan 18 retro red suede top-rated hotels with world-class amenities, 24/7 Casino and Spa and Casino. air jordan 18 stockx from us

    BalasHapus